Tak Sekadar Hiburan

Kereta api adalah alat transportasi yang akrab di telinga masyarakat. Tentu di saat kebutuhan semakin mahal, transportasi yang murah menjadi pilihan. Tapi apa jadinya jika alat tranpsortasi yang jadi tumpuan itu tidak lagi beroperasi, hanya kerena pemilik kereta tidak senang dengan penumpang anak-anak yang digratiskan oleh sang mesinis.

Saat inilah penonton disajikan perjuangan seorang mesinis kereta yang didasari rasa cinta. Ia terus berupaya menemukan kembali lokomotif-lokomtif yang sengaja dibuang pemilik kereta.

karena kesungguhannya akhirnya bagian-bagian dari lokomotif yang hilang dapat ditemukan. Dari mulai cerobong asap, mesin dan roda penggeraknya. Setelah semua lengkap, lokomotif pun dirakit dan dapat dijalankan kembali.

Pertunjukan ini memberi amanat tentang arti sebuah profesionlitas. Profesionlitas yang bagi sebagian masyarakat hanya dinilai sebagai alat mencari materi semata.

Akan tetapi dalam pertunjukan ini jusru sebaliknya. Profesi bukan hanya didasari karena materi, tetapi rasa cinta. Hingga membuat kita menikmati preofesi kita. Terlepas dari ukuran tinggi atau rendah sebuah profesi.

Inilah pesan moral yang diangkat pertunjukan teater yang berjudul “Kereta Api Bumel” karya Eckart hachfeld di gedung Indonesia Menggugat jln Perintis Kemerdekaan No. 5 Bandung tanggal 30 April kemarin.

Pemilihan nama-nama tokoh dalam pertujukan ini memiliki kedekatan dengan tokoh dongeng untuk anak-anak. Seperti Paman Kancil, Tuan Singa Barong yang dalam perannya mengunakan gaya bahasa contact. Lebih menekankan kepada penonton. Tentu saja agar apa yang disampaikan dapat mudah dimengerti.

Setiap adegan mengalir atu bisa disebut pengaluran????. Hal itu agar pertunjukan itu mudah dipahami anak-anak. Dan diharapkan menumbuhkan sikap kecintaan anak-anak terhadap seni teater. Karena seni teater saat ini terkesan hanya untuk dinimati kaum intelektual seni dan sastra. Terlepas dan terbuang dari hakikat seutuhnya, seperti lokomotif kereta pada pertunjukan ini.

Seperti judul teater diatas, Kereta Api Bumel, yang dengan kata lain alat untuk semua masyarakat. Melalui pertunjukan ini seni teater adalah milik semua masyarakat. Semua lapisan bisa menikmati seni teater, bahkan anak-anak.

Lepas dari itu, pertunjukan teater itu juga mampu mengungkapkan kisah demi kisah yang dapat kita lihat dalam kehidupan nyata, khususnya di negri ini. misalnya kebiasaan konglomerat menindas sesama kaumnya yang kecil, kekerasan dalam rumah tangga dan kurangnya perhatian orang tua terhadap anak. Adapun inti teater yang ingin di komunikasikan terhadap penonton lewat pertunjukkan tersebut. Menunjukkan bahwa dunia anak itu sangat mengasikkan, yang seharusnya tidak direnggut oleh orang tua.

Penulis: Ferdinaen Saragih

4 Responses to "Tak Sekadar Hiburan"

  1. akhirnya selesai juga ni, mohon maaf jika berita ini telat 4 jam, hehe, soal na lgi sibuk euy.

    ReplyDelete
  2. hemmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
    akhirnya bisa commet juga
    menarik brow artikelnya

    ReplyDelete
  3. salam kenal bang..
    kita sama-sama satu almamater, UPI ...
    saya lulusan b. arab 2004
    makasih

    ReplyDelete