Puisi Ferdinan De J Saragih di kompas.com

Kompas.com Rabu, 5 November 2008

Malam Penantian

Tujuh malam aku sendiri
Berbaring diperistirahatan terakhir
Dalam kabut gela
Aku merindukanmu, sayang

Malam ini
Malam terakhirku
Melihat dunia
Juga melihat dirimu

Aku menantimu
Dipersimpangan
Menuju makamku
Tidak lama, sebelum matahari terbit

Cepatlah bergegas dari ranjangmu
Jangan sampai terlambat
Sebelum segerombolan Malaikat
Datang menjemputku

Ramadan, 2008

Berpeluk Sendiri

Lama aku berlabuh dalam kelam
Mencintai seorang bidadari langit
Dalam hati dan mimpi
Tanpa dapat kukatakan
Bertahun-tahun lamanya

Pada pencarianku yang lama
Kususun suatu keberanian
Rangkayan kata-kata
Yang menggantung dihati

Malam gelap pekat
Rintik-rintik hujan malam
Masih membasahi genteng rumahku
Aku tak kuasa lagi
Semua kukatakan dalam harapan

Maaf ucap bidadariku
Hatiku lesu jiwaku lunglai
Aku seperti mati
Walau belum

Ramadan, 2008

Pahlawan I

Suara ini kusuguhkan kepada pahlawan-pahlawan
Tertulis pada khazanah atau hanya pejuang sejati
Tak terkecuali, karna jasamu tidak akan hilang dari negri

Sikap pantang menyerah dan rela mati tetap menggelegar
Bagaikan mentari
Tuju belas agustus negri ini merdeka

Merdeka

Merdeka

Jerih payah dan keiklasanmu
Mempertahankan negri indonesia raya
Semua akan kami kenang dan pertahankan
Sampai kami mati

Kemerdekaan, 2008

Pahlawan II

Enam puluh tiga tahun kemerdekaan terpampang
Kebebasan dari penjajah-penjajah berada di tangan
Semua terwujut oleh darah dan nyawa pejuang
Yang telah gugur di medan perang

Suatu kemerdekaan telah terwujud
Enam puluh tiga tahun lalu
Tetapi penjajahan tetap saja bergemisik
Remang
Pengap
Oleh pejabat-pejabat negri yang tak bermoral
Yang telah berani melangkahi mayat-mayat
Pahlawan terdahulu
Demi jabatan dan uang

Kemerdekaan, 2008

Pahlawan III

Taukah kau ketika kita dijajah dinegri kita
Oleh moral-moral laknat
Mereka telah dikotori oleh uang dan jabatan
Menjadi buta terhadap ajaran agama mereka

Menjadikan orang-orang pengangguran
Sebagai kambing hitam
Rakyat kecil tidak dapat melihat
Kiri-kanan

Mari kita lihat secara jeli prilakunya
Disaat pemilu mereka bisa merakyat
Tetapi disaat menjabat mereka menginjak rakyat
Korupsi dan kolusi juga nepotisme santapan lejat

Apa mereka tidak pernah tau
Pahlawan-pahlawan yang telah gugur menangis
Menonton rakyatnya dijajah bangsa sendiri

Kemerdekaan, 2008

Indahnya kematian

Dunia ini telah mengubah pandanganku
Sebagai manusia
Aku rindu pergi dari jagat raya ini
Pergi ke dunia berbeda

Perpisahan jiwa dan raga
Menyatunya raga dan tanah

Bermukim diantara Sorga atau Neraka
Suatu cita-cita lama
Jika ini terwujutkan
Tak lupa aku berpamitan kepada bumi

Setia Budhi, 2008

Bugil

Aku mendadak jadi penyair gila
Melepas segala yang tertutup
Menjadikannya telenjang
Semuanya kubugili tanpa satu tersisa

Membongkar kemunafikan pejabat negri
Menendangnya ke ruang 2x2
Terus kusuarakan hak-hak rakyat
Dalam bait-bait kebenaran sejati

Setia Budhi, 2008

Istimewa

Aku adalah ciptaan paling istimewa
Diantara ciptaan Tuhan lainnya
Bintang dan bulan
Bahkan bumi dan matahari
Tak mampu mengimbangi keistimewaan itu

Aku adalah ciptaan paling istimewa
Diantara ciptaan Tuhan lainnya
Dan akupun terhanyut dalam keistimewaan itu
Nyatanya aku tak bisa seperti bintang dan bulan
Juga seperti bumi dan matahari
Karna aku hanya tau menikmati

Setia Budhi, 2008

Penulis: Ferdinaen Saragih

0 Response to "Puisi Ferdinan De J Saragih di kompas.com"

Post a Comment