Sajak-Sajak Ferdinan De J Saragih di Jurnal Bogor

Jurnal Bogor, 12 April 2009 oleh rifky
Rubrik: Ruang Sajak

Kanvas
deretan gunung telah kau sandarkan
dengan jutaan pohon
selusin rumah
pada sebuah kanvas.
tak lupa kau lukiskan sebuah rupa
menari-nari

atas kesejukan itu

kecurigaanku menguak
tentang keegoisanmu
seperti yang kulihat
kekosongan di situ
cahaya itu di geluti kegelapan
tanpa secuil kesejukan
seperti yang kau gambarkan

lihat,
di sini kota
kesejukan yang kau lukiskan
sebuah mimpi
yang tak bisa kuhidupkan

Bandung, 2009

Dinding Sajak
dinding ini telah sesak
dengan persetubuhan topik terdepan
di gandrungi pemimpin
negri ini
yang di gores
pada dinding sajak
selama ber-abadabad
dan kau tau
semua itu penderitaan kami

2009

Ruang Cinta
aku memendam rindu
memberi hati
bersandar di ruang cinta
menunggu dari waktu kewaktu
dan kau mengabaikan semua itu
di saat gema suaramu
mengembalikan ingatanku

“memang, pagi ini masih basah
sebelum embun di kemas oleh siang”
ucapmu
menatapku kosong
dan kau berangsur hilang
bersama kereta yang melaju
meninggalkan ruang cinta
abadi

Ruang Karya, 2009

Rindu
Semakin jelas kudengar langkah
meneguk racun ini.
bayangan keriduan
menyamarkan batinku
menemuimu
di sudut hidup

pagi ini belum juga berlalu
selang-selang menjalariku
menusuk sekeliling tubuh
ah, dara
biarkan kugubah
bayangmu

Bandung, 2009

Penulis: Ferdinaen Saragih

4 Responses to "Sajak-Sajak Ferdinan De J Saragih di Jurnal Bogor"

  1. interesting blog.....care to visit my blog at http://blogfetra.blogspot.com....c'u

    ReplyDelete
  2. seonggok kanvas penuh lukisan yg berdindingkan sajak sajak, ceritakan cinta dan kerinduan sebagai curahan hati yang lagi resah...

    nice bro....

    ReplyDelete
  3. malam ini rembulan menjerit ditengah kegelisahanku.
    Meratap bagaikan seekor lembu yang terbungkus rapuhnya kata.
    Kapan sayang itu berjalan diantara kebenaran.
    Sementara Indahnya cinta memasungku dalam tumpukan keraguan.
    Oh..cinta, mendekatlah biarkan rasanya ini mengalun merdu diantara kebencianmu.
    Tikamlah dadaku dengan luapan kemarahanmu yang meronta-ronta.
    Aku akan selalu berdiri didekatmu, dan tetap berdiri meski sayatan pisaumu menusuk di dada sayangku.

    ReplyDelete
  4. Keren Blognya bro! Salam kenal!! Karena Blognya Keren Tukeran LINK yuuu???

    ReplyDelete